Yuk bicara tentang Kualitas…

Kualitas..sering mendengar kata itu?

Duh lama banget ni makanan ga dateng-dateng.. restorannya ga berkualitas banget gini, sampe kita nunggu 1/2 jam..

atau..

Ini sepatu baru dibeli 2 minggu kemarin, masa sekarang sudah jebol.. kualitasnya rendah banget ni sepatu!

dua keluhan diatas terjadi pada dua hal yang berbeda, 1 keluhan yaitu di bidang jasa(service) dan keluhan lain pada produk jadi, yaitu sepatu. Tapi intinya adalah sama, yaitu buruknya kualitas produk tersebut.

Lalu, sebetulnya, apa kita sudah mengetahui definisi kualitas yang sesungguhnya?

berdasarkan definisi yang diperoleh dari bung wikipedia: )

quality can mean a high degree of excellence (“a quality product”), a degree of excellence or the lack of it (“work of average quality”), or a property of something (“the addictive quality of alcohol”).

definisi diatas menggambarkan, suatu produk dianggap sudah berkualiats ketika spec/jenis atau produk tersebut memenuhi high degree of excellence atau ketika akhir dari produk tersbeut tidak ditemui cacat.

Berbicara tentang kualitas, setiap orang memiliki definisi kualitas yang berbeda. Misalkan benda X, jika kita tanyakan ke 10 orang, mungkin akan diperoleh definisi yang berbeda-beda, ada yang mengatakan barang ini berkualitas karena desainnya dan warnanya yang trendi, ada pula yang mengatakan barang X ini berkualitas karena mudah diperoleh, lain lagi ada yang mengatakan karena harga yang murah. perbedaan tersebut terjadi karena setiap individu memiliki ekspektasi atau harapan yang berbeda terhadap suatu produk.

Sehingga dapat disimpukan secara umum, yakni suatu produk (jasa/industri) dikatakan berkualitas saat produk tersebut dapat memenuhi ekspektasi dari konsumen/customer.

Jadi sebagai contoh,ketika suatu restoran, meskipun rasa yang dimiliki tidak sehebat rasa yang dimiliki restoran-restoran bintang lima, dan juga tidak memiliki tempat seluas dan senyaman restoran lainnya, namun ternyata saat diselidiki ekspektasi apa yang diinginkan pelanggan, dan diperoleh pelanggan tidak bermasalah dengan rasa standar, namun mereka menginginkan kualitas pelayanan yang cepat (restoran tersebut berada di pusat bisnis kota sehingga pelanggan yang ada adalah mereka yang bekerja dan tidak memiliki banyak waktu untuk menunggu). Maka ketika sang pemilk restoran menyadari hal tersebut dan mengatur segala hal yang terkait dalam pelayanan, sehingga dalam waktu 5 menit saja order dari pelanggan dapat segera dipenuhi, maka dapat dikatakan bahwa restoran tersebut berkualitas.

Lain lagi dengan pabrik sepatu, mungkin desain yang dimiliki merupakan desain umum yang juga dimlki oleh perusahaan sejenis. Namun ternyata ketika diselidiki keinginan pelanggan hanyalah sebuah sepatu olahraga yang harganya cukup terjangkau dengan waktu pemakaian yang cukup lama (Sepatu yang kuat), sehingga ketika sang pemilik pabrik memfokuskan ke dua hal diatas dan tercapai, maka dapat dikatakan sepatu tersebut berkualitas.

Tambahan diperoleh dari David Garvin (Harvard Business School), ia mendefinisikan dimensi dari kualitas itu sendiri; Transcendent, product based, user based,manufacturng based, atau Value based. Secara sederhana yang dimaksud transcendent adalah sesuatu yang sangat abstrak, berhubungan erat dengan perasaan; product-based meliputi komponen dan atribut yang dimiliki produk; User-based yakni saat konsumen/customer merasa puas, maka produk tersebut berkualiats; Manufcturing-based yakni ketika barang yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan (berat, ukuran, dst), maka barang tersebut berkualitas; dan yang terakhir value-based yakni ketika produk memiliki nilai jual yang bersaing (harga), maka produk tersebut dikatakan berkualitas.

Untuk menghasilkan suatu produk yang dianggap berkualitas, Apakah seluruh dimensi diatas harus terpenuhi?

Short answer, NOP! tidak.. masing-masing pengusaha memiliki kekuatan/kelebihan di produk masing-masing, dan perlu cost (biaya) yang tinggi jika kita menginginkan kesemuanya terpenuhi.

Jika anda adalah seorang pengusaha ataupun seperti saya, seorang konsumen, mari lihat kembali  apakah produk yang kita hasilkan atau kita gunakan sudah berkualitas?

jawaban sederhana, jika telah sesuai dengan keinginan/harapan sang customer, maka Yap! selamat, produk anda sudah layak dikatakan berkualitas.

Masih takut berbicara tentang kualitas?~semoga tidak^^~

Leave a comment